PIHAK MENTERI PERTANIAN AKAN MELATIH PULUHAN RIBU PETANI MILENIAL BALI
PIHAK MENTERI PERTANIAN AKAN MELATIH PULUHAN RIBU PETANI MILENIAL BALI |
Ayah saya adalah seorang petani. Saya harus melanjutkan apa yang dia lakukan, kata Agus. Agus diajari bertani oleh almarhum ayahnya sejak ia berusia 6 tahun. Ia terbiasa menjadi kotor dan bekerja di bawah terik matahari.
Itu tidak masalah. Saya menikmatinya, kata Agus, yang sekarang mengelola sebidang tanah seluas 7.000 meter persegi yang ia warisi dari ayahnya. Agus juga memungkinkan sebagian lahan dikelola oleh petani lain yang berbagi keuntungan.
Agus mengatakan dia bangga menjadi petani meskipun banyak yang tidak bercita-cita untuk mengambil profesi saat ini. Sebagian besar anak muda di kota itu berpikir menjadi petani akan menurunkan status mereka. Mereka tidak tahu bahwa banyak petani mengirim anak-anak mereka ke universitas. Jika dilakukan dengan serius, pertanian adalah usaha yang bermanfaat, katanya.
Satu-satunya hal yang mengkhawatirkan Agus adalah penurunan nilai panen. Meskipun dia yakin dia bisa terus bertani dan tidak akan pernah menjual tanah ayahnya, Agus mengatakan dia tidak bisa meninggalkan sekolah. Dia juga mengejar gelar sarjana di universitas lokal.
Saya hanya butuh sesuatu yang membuat saya terus mendapat informasi tetapi saya tidak akan pernah berhenti bertani. Saya adalah putra seorang petani dan saya akan melestarikan warisan ayah saya, dia menekankan.
Agus adalah satu dari sedikit anak muda di Bali yang masih bersemangat bekerja sebagai petani. Pesatnya pertumbuhan pariwisata di pulau itu tidak hanya menyebabkan urbanisasi besar-besaran tetapi juga telah melihat banyak anak muda Bali yang lahir dalam keluarga petani memutuskan untuk bekerja di bidang pariwisata, meninggalkan banyak bidang tanah yang ditinggalkan, yang pada akhirnya dikonversi menjadi area pariwisata.
Masalah ini tidak hanya terjadi di Bali dan Indonesia. Ini masalah di seluruh dunia, kata pejabat Departemen Pertanian, Syukur Iwantoro.
Dalam upaya untuk mendorong kaum muda untuk terus bercocok tanam, kementerian telah meluncurkan program pelatihan pertanian di Kabupaten Badung dengan tujuan mendidik lebih dari 12.000 "petani muda" dari seluruh pulau.
Lebih dari 500 petani dari sembilan kabupaten dan kota bergabung dengan fase pertama program bulan ini. Syukur mengatakan program serupa akan dikembangkan di semua provinsi di negara ini.
Pemerintah telah mendeklarasikan tahun 2019 sebagai tahun kebangkitan petani Indonesia dan telah berupaya meningkatkan akses petani ke modal, pasar, dan teknologi untuk meningkatkan produktivitas mereka. Petani milenial akan menjadi tulang punggung pertanian di masa depan, katanya.
Syukur menambahkan bahwa Indonesia juga telah ditunjuk sebagai proyek percontohan dunia untuk regenerasi petani. Program ini didukung oleh Pengembangan Pertanian Pangan Internasional (IFAD), yang telah memberikan US $ 50 juta untuk program di Indonesia selama tiga tahun. Program ini berfokus pada membina petani muda, produktif dan modern.
Agus, yang juga mengikuti program ini, mengatakan dia sangat senang bisa ikut serta. Yang paling penting bagi saya adalah bagaimana menjaga agar harga produk kami tetap stabil. Itu perhatian terbesar kami sebagai petani, katanya.
Post A Comment:
0 comments: