ALASAN DI BALIK BERLUTUTNYA WANITA DI HADAPAN JOKOWI SAAT PERESMIAN

ALASAN DI BALIK BERLUTUTNYA WANITA DI HADAPAN JOKOWI SAAT PERESMIAN
Apa yang dimulai sebagai pelantikan jalan tol dengan cepat berubah menjadi adegan melodramatis ketika seorang wanita dari kerumunan menerobos ke atas panggung dan berlutut di hadapan Presiden Joko "Jokowi" Widodo, tampaknya memohon sesuatu.

Mengenakan kemeja putih khusus, Jokowi meluncurkan jalan Bakauheni-Terbanggi Besar sepanjang 140 kilometer di Lampung, bagian dari proyek jalan tol trans-Sumatra.

Dengan mengucapkan bismillahirrahmanirrahim [atas nama Allah, yang paling ramah, paling murah hati], saya meresmikan Bakaheuni-Terbanggi Besar, kata Jokowi di atas panggung di Lampung, Jumat.

Tiba-tiba, seorang wanita yang mengenakan jilbab merah muda dan gaun panjang pergelangan kaki hijau menembus keamanan Jokowi dan naik ke atas panggung, berlutut dan menggenggam tangan kanan Jokowi.

Jokowi berusaha menariknya dengan kedua tangan, tetapi wanita itu bersikeras berlutut sambil terus menggumamkan kata-katanya. Setelah melihat perlawanannya, beberapa pembantu Jokowi memegang lengan wanita itu. Beberapa detik kemudian, wanita itu mengayunkan lengannya saat dia jatuh ke belakang dengan pingsan.

Sementara beberapa pembantu Jokowi membawanya ke tenda terdekat, kerumunan menjadi diam. Namun, peristiwa itu berlanjut ketika Jokowi, setelah melihat ke arah wanita itu sambil mengetuk dadanya dengan jelas, menekan tombol untuk meresmikan jalan, membual menjadi jalan tol terpanjang di negara ini, dan menandatangani sebuah prasasti.

Setelah acara tersebut, Jokowi mengatakan kepada wartawan bahwa wanita itu, yang kemudian diturunkan menjadi warga Lampung bernama Nur Halimah, telah meratapi bahwa dia belum dibayar untuk tanah yang diambil darinya untuk membangun jalan.

Ya, saya akan segera memeriksa dia. Biasanya proyek besar seperti ini akan menimbulkan konflik di antara satu atau dua [individu]. Yang paling penting adalah agar [jalan tol] cepat selesai, kata Jokowi.

Setelah Halimah sadar, Jokowi mengundangnya untuk pertemuan tertutup dan mereka makan siang bersama para pembantunya. Setelah itu, Halimah menolak berkomentar kecuali mengatakan bahwa dia telah menceritakan segalanya kepada Jokowi dan bahwa semuanya telah diselesaikan.

Keesokan harinya, Jokowi mengatakan Badan Pertanahan Nasional dan perusahaan-perusahaan milik negara akan "segera" menyelesaikan masalah ini karena uangnya sudah dalam pengiriman, seperti dikutip oleh Antara.

Selain Halimah, Konsorsium Pembaruan Agraria 2018 mengindikasikan adanya sekitar 16 sengketa agraria pada 2018 terkait dengan pembangunan infrastruktur yang melibatkan 4.859 hektar lahan. Sebagai perbandingan, ada 94 kasus seperti itu di 2017 dan 100 di 2016.

Seorang peneliti di Pusat Studi Hukum dan Kebijakan (PSHK), Muhammad Faiz Aziz, menulis di The Conversation Indonesia bahwa peraturan negara mengenai pengadaan tanah untuk fasilitas publik memiliki beberapa ketentuan untuk melindungi hak-hak pemilik tanah. Namun, peraturan tersebut kurang transparan dan seringkali pemilik tanah tidak punya banyak pilihan selain mengambil apa pun yang ditawarkan oleh pemerintah atau pengembang.

Menyebutnya sebagai ambil atau tinggalkan skema, Faiz mengatakan pertemuan untuk menentukan kompensasi menyisakan sedikit ruang bagi pemilik tanah untuk bernegosiasi.
Axact

Axact

Vestibulum bibendum felis sit amet dolor auctor molestie. In dignissim eget nibh id dapibus. Fusce et suscipit orci. Aliquam sit amet urna lorem. Duis eu imperdiet nunc, non imperdiet libero.

Post A Comment:

0 comments: