PEMBANGUNAN JALAN BERHASIL TEMUKAN PENINGGALAN SEJARAH MAJAPAHIT
PEMBANGUNAN JALAN BERHASIL TEMUKAN PENINGGALAN SEJARAH MAJAPAHIT |
Kami sedang menunggu hasil penelitian yang dilakukan oleh Pusat Pelestarian Warisan Budaya [BPCB] dan akan berkoordinasi dengan BPCB di Trowulan [Jawa Timur] mengenai temuan ini, kata Agus, Minggu.
Temuan itu adalah struktur batu bata yang menyerupai tangga dan batu bata yang tersebar di lokasi pembangunan jalan tol. Masing-masing bata berukuran sekitar 45 x 60 sentimeter dengan ketebalan 7 cm. Mereka ditemukan ketika sebuah buldoser hendak membersihkan daerah tersebut.
Mengamati batu bata, arkeolog M. Dwi Cahyono dari Universitas Negeri Malang memperkirakan bahwa mereka berasal dari sebuah bangunan yang dibangun pada masa kerajaan Majapahit, yang ada dari abad ke-13 hingga ke-15.
Melihat strukturnya, ia berhipotesis bahwa itu adalah tempat ibadah yang terletak di tengah-tengah desa. Bisa juga tempat tinggal keluarga kaya atau pejabat penting, seperti yang disarankan oleh penemuan benda seperti koin, perhiasan emas, dan pecahan keramik di situs.
Berdasarkan informasi dari penduduk setempat, beberapa koin ditemukan di wadah toples, kata Dwi Cahyono, menambahkan bahwa bentuk koin menyarankan bahwa mereka berasal dari Cina.
Haryoto dari kantor BPCB di Malang setuju, mengatakan bahwa dia pikir situs tersebut berasal dari kerajaan Majapahit. Struktur bata dianggap sebagai tempat ibadah karena menyerupai yang ada di Kuil Brahu di Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur, krematorium raja-raja Majapahit Brawijaya I hingga IV.
Trowulan adalah sebuah kabupaten di Kabupaten Mojokerto di mana sebagian besar peninggalan dan reruntuhan kerajaan ditemukan.
Untuk memastikan tentang bentuk struktur dan sejarahnya yang rinci, diperlukan penggalian, kata Haryoto, menyerukan kepada siapa saja yang menemukan benda bersejarah di sana untuk menyerahkannya ke kantor BPCB.
Malang adalah rumah bagi banyak kerajaan kuno, lanjutnya, mulai dari Kanjuruhan, Mataram Kuno periode Jawa Timur, Singosari, hingga kerajaan Majapahit. Inilah sebabnya mengapa banyak benda-benda bersejarah telah ditemukan di sana, dengan banyak lainnya yang diperkirakan belum ditemukan.
Bagian Singosari dari proyek pengembangan jalan tol Malang-Pandaan juga bertabrakan dengan Punden Watu Gajah, sebuah situs arkeologi yang terbuat dari batu andesit setinggi 136 sentimeter, yang diperkirakan berasal dari kerajaan Singosari.
Pihak yang bertanggung jawab atas proyek telah setuju untuk memindahkan pengembangan dari rencana awalnya. Kami mendengar Jasa Marga telah setuju untuk memindahkan proyek dari lokasi awalnya, tetapi [untuk relik Majapahit] mereka masih menunggu hasil studi yang dilakukan oleh tim BPCB, kata Haryoto.
Post A Comment:
0 comments: