PERDAGANGAN INDONESIA TELAH MENCATAT SURPLUS DANA NERACA PERDAGANGAN
PERDAGANGAN INDONESIA TELAH MENCATAT SURPLUS DANA NERACA PERDAGANGAN |
Ekspor naik 11,7 persen bulan ke bulan (mtm) menjadi $ 14,03 miliar bulan lalu, terutama didorong oleh peningkatan ekspor non-migas sebesar 13 persen menjadi US $ 12,93 miliar.
Peningkatan mtm dalam ekspor nonmigas didorong oleh peningkatan 24,2 persen dalam ekspor bahan bakar mineral menjadi $ 2,05 miliar bulan lalu dan peningkatan 110,4 persen dalam ekspor bijih, terak dan abu menjadi $ 310,5 miliar pada periode yang sama.
Impor, sementara itu, meningkat 10,31 persen mtm menjadi $ 13,49 miliar di bulan Maret, didorong oleh peningkatan impor non-migas sebesar 12,24 persen. Jika dibandingkan dengan bulan yang sama tahun lalu, impor yang mengalami penurunan 6,76 persen.
Peningkatan impor tercatat di berbagai jenis barang. Bahan baku dan barang penolong, yang memiliki pangsa terbesar barang impor, naik 12,34 persen mtm, sementara barang modal dan barang konsumen masing-masing naik 0,47 persen dan 13,49 persen.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan tahun 2019 akan menjadi tahun yang penuh tantangan karena berbagai proyeksi oleh lembaga-lembaga global seperti Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional (IMF) telah menunjukkan perlambatan pertumbuhan produk domestik bruto global (PDB) global.
Situasi dalam ekonomi global pada 2019 tidak akan mudah karena banyak tujuan ekspor utama kami akan mengalami perlambatan, sementara harga komoditas juga masih berfluktuasi, kata Suhariyanto di Jakarta, Senin.
China, Amerika Serikat, dan Jepang tetap menjadi tujuan ekspor tiga terbesar untuk Indonesia, meraih 34,53 persen pangsa pasar bulan lalu. Sementara itu, tiga importir teratas ke Indonesia juga sebagian besar tidak berubah karena China, Jepang dan Thailand mengimpor barang-barang senilai $ 16,81 miliar pada bulan Maret.
Post A Comment:
0 comments: