BENCANA LONGSOR BALI TIMBUN BEBERAPA RUMAH DIBAWAH TEBING
BENCANA LONGSOR BALI TIMBUN BEBERAPA RUMAH DIBAWAH TEBING |
Badan Penanggulangan Bencana Bali melaporkan bahwa lereng bukit setinggi 6 meter di belakang rumah itu merosot dan mengubur rumah itu sementara keluarga menonton televisi pada Minggu malam.
Semua anggota keluarga ada di rumah dan terjebak di dalam, kata kepala agensi, Dewa Putu Mantera. Sekitar 15 menit kemudian, salah satu warga, I Komang Andre, melarikan diri dari rumah dan mengangkat alarm di antara tetangga.
Operasi gabungan segera dilakukan oleh Badan Mitigasi Bencana Karangasem dan polisi, serta Badan Pencarian dan Penyelamatan, katanya. Dewa mengatakan empat korban menerima perawatan medis di Rumah Sakit Karangasem sementara korban lainnya dirawat di pusat kesehatan masyarakat (puskesmas)
Beberapa bencana hidro-meteorologi, seperti banjir dan tanah longsor yang terutama disebabkan oleh angin dan hujan, telah melanda Indonesia dalam beberapa hari terakhir. Lusinan orang telah tewas dan ribuan lainnya mengungsi sejak pekan lalu.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sebelumnya telah memperingatkan bahwa secara statistik, Januari dan Februari adalah waktu puncak untuk bencana hidro-meteorologi, mengingat pola curah hujan selama 20 tahun terakhir.
Musim hujan telah dimulai di hampir semua wilayah di Indonesia, dengan kecenderungan hujan ekstrem. Ada juga faktor-faktor lain, seperti siklon tropis, perencanaan tata ruang kota dan kesiapan administrasi untuk meminimalkan dampak, kata juru bicara BMKG Taufan Maulana kepada The Jakarta Post pada hari Senin.
Juru bicara Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, deforestasi dan kerusakan daerah aliran sungai telah berkontribusi pada meningkatnya jumlah bencana hidro-meteorologi selama bertahun-tahun.
Badan tersebut mencatat bahwa bencana terburuk dalam sepekan terakhir adalah di Sulawesi Selatan, dengan sedikitnya 69 orang tewas dan 6.700 lainnya mengungsi akibat banjir dan tanah longsor yang melanda 12 kabupaten dan satu kota di provinsi itu. Dari jumlah kematian ini, 46 di Gowa, 14 di Jeneponto, empat di Maros dan satu di ibukota provinsi Makassar.
Post A Comment:
0 comments: