KORBAN BENCANA TERTAMPUNG PANTI JOMPO KEHILANGAN KONTAK KELUARGA
KORBAN BENCANA TERTAMPUNG PANTI JOMPO KEHILANGAN KONTAK KELUARGA |
Duduk di tempat tidurnya di dekat jendela, Sri Alimah, 69, sedang memperhatikan rekan-rekan penghuninya yang keluar satu per satu ke ruang ensemble musik gamelan ketika dia menggenggam tepi plastik kruk logamnya.
Gamelan! Gamelan! Ayo pergi ke ruang gamelan! teriak seorang wanita ketika seorang pembicara menggemakan pengumuman serupa di salah satu kamar yang diisi oleh 14 manula di panti jompo milik pemerintah Tresna Werdha Budi Mulia 3 di Jakarta Selatan minggu lalu.
Alimah, yang telah tinggal di panti jompo selama 11 tahun terakhir, kehilangan kontak dengan anak-anaknya setelah gempa bumi melanda kota kelahirannya di Yogyakarta pada tahun 2006.
Saya tinggal di rumah kepala unit lingkungan untuk sementara waktu. Kemudian saya dipindahkan ke salah satu panti jompo di Yogyakarta tetapi toilet jongkok tidak memadai untuk masalah mobilitas saya. Saya akhirnya dipindahkan ke Jakarta pada 2008, katanya, seraya menambahkan bahwa mungkin saja anak-anaknya mengetahui keberadaannya tetapi tidak cukup kaya untuk merawatnya.
Bagi mereka yang berada dalam situasi yang mirip dengan Alimah, panti jompo milik pemerintah menyediakan fasilitas yang diperlukan, perawatan intensif dan lingkungan sosial untuk membuat mereka merasa di rumah. Pengasuh juga mengatur kegiatan sehari-hari untuk mereka, termasuk kelas gamelan, latihan fisik, khotbah agama dan kelas keterampilan seperti pelajaran menjahit.
Tresna Werdha Budi Mulia 3 kepala panti jompo Heri Suhartono menekankan bahwa tempat itu tidak dimaksudkan untuk mereka habiskan seumur hidup. Tujuan utama kami adalah bahwa mereka menemukan keluarga mereka suatu hari. Karena kebahagiaan terbesar hanya datang dari keluarga seseorang, kata Heri.
Dia mengutip faktor keuangan sebagai salah satu alasan utama lansia ditinggalkan. Begitu Dinas Sosial Jakarta mengetahui orang-orang seperti itu, mereka pertama-tama mengidentifikasi mereka, dan kemudian menempatkan mereka di salah satu panti jompo jika mereka tidak dapat menemukan keluarga tersebut.
Rumah perawatan Heri telah melihat peningkatan penyewa baru-baru ini, dengan jumlah meningkat dari 295 penduduk pada November 2018 menjadi 330 saat ini.
Kami telah meningkatkan kapasitas maksimum kami dari 300 menjadi 350 dengan memaksimalkan penggunaan beberapa kamar yang tidak digunakan, tambahnya. Fasilitas di panti jompo miliknya termasuk toilet bersama di dalam setiap kamar, ruang cuci dan klinik yang memberikan pemeriksaan harian bagi penghuninya.
Heri mengatakan panti jompo yang telah melampaui kapasitas maksimumnya akan memindahkan penghuninya ke empat panti jompo milik pemerintah di Jakarta.
Menurut sekretaris Dinas Sosial Jakarta, Mariana, panti jompo lain juga mengoptimalkan kamar yang tersedia serta dibantu oleh program yang didanai pemerintah untuk mengatasi kelebihan beban yang akan terjadi.
Untuk saat ini, [jumlah lansia] dapat dikelola tetapi dengan meningkatnya jumlah lansia sebagai akibat dari perawatan kesehatan yang lebih baik, kami juga bertujuan untuk memulihkan fungsi keluarga melalui kesejahteraan pemerintah seperti Kartu Senior Jakarta, kata Mariana.
Dalam jangka panjang, katanya, pengembangan rumah jompo baru di Ciangir, Tangerang, Banten, saat ini sedang dieksplorasi untuk mengurangi masalah.
Sementara itu, penghuni panti jompo Tresna Werdha Budi Mulia 3 Suryani Heri berharap untuk bergabung dengan cucunya di Klaten, Jawa Tengah, pada Ramadhan tahun ini setelah menyelesaikan perawatan medisnya. Tentu saja, saya ingin kembali ke rumah saya sendiri. Saya tidak ingin menghabiskan akhir hidup saya di sini, kata Suryani.
Post A Comment:
0 comments: