MERIAHKAN PENANGKAPAN BUPATI KORUPTOR DENGAN NASI LIWET NIKMAT
MERIAHKAN PENANGKAPAN BUPATI KORUPTOR DENGAN NASI LIWET NIKMAT |
Siti Komariah, 35, datang bersama keluarganya dari desanya di Karangtengah, yang terletak sekitar 3 kilometer dari alun-alun kota, untuk bergabung dalam perayaan di mana 1.000 porsi disajikan di nasi liwet, hidangan nasi tradisional direbus dalam santan dan disajikan dengan berbagai lauk.
Bagi saya itu semacam piknik, karena ada taman yang indah di alun-alun kota, di depan Masjid Agung Cianjur, kata Siti.
Penduduk lain, Ahmad Adnan, seorang sopir angkutan umum berusia 30 tahun, hanya bekerja setengah hari sehingga ia dapat bergabung dalam perayaan itu. Saya lebih suka bergabung [acara] di alun-alun kota daripada bekerja. Itu tetap ramai, katanya, seraya menambahkan bahwa dia telah mengikuti informasi tentang penangkapan sang bupati.
Kami akan bersyukur jika korupsi dapat diberantas karena merugikan rakyat, termasuk kami, supir angkutan umum, kata Ahmad.
Irvan, seorang politikus Partai NasDem, telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus penyuapan dan dituduh meminta dan menerima sebagian besar dana alokasi pendidikan khusus (DAK) sebesar 46,8 miliar (kabupaten). Menurut KPK, Irvan meminta 14,5 persen dan menerima 7 persen.
Asep Toha, seorang aktivis antikorupsi lokal, mengatakan cara warga Cianjur bereaksi terhadap penangkapan itu mencerminkan ketidakpuasan mereka terhadap kinerja pemerintahan Irvan. Itu reaksi yang wajar, karena warga tidak puas [dengan Irvan], kata Asep.
Seorang putra mantan bupati Tjetjep Muchtar Soleh, 38 tahun memulai karir politiknya sebagai anggota dewan lokal dari Partai Demokrat dan Partai Golkar. Ia kemudian memenangkan pemilihan dan menjadi bupati pada tahun 2016, menggantikan ayahnya.
Penangkapan Irvan adalah yang ketiga kalinya seorang kepala daerah di Jawa Barat telah ditangkap oleh KPK sejak September. Selain Irvan, tubuh antigengkungan juga telah menangkap Bupati Bekasi Neneng Hasanah Yasin dan Bupati Cirebon Sunjaya Purwadisastra.
Neneng ditangkap karena diduga menerima suap untuk mengeluarkan izin untuk proyek kota modern Meikarta milik Lippo Group, sementara Sunjaya diduga menerima suap untuk mendukung pemberian pos administratif di kabupatennya.
Setelah ditanyai oleh KPK, Irvan meminta maaf kepada warga Cianjur atas penangkapannya, tetapi menolak menerima pemotongan dari anggaran pendidikan.
Saya minta maaf kepada warga Kabupaten Cianjur atas kelalaian saya dalam mengawasi petugas administrasi yang telah bertindak melawan hukum, katanya di markas badan anti-korupsi di Jakarta Selatan. Saya bertanggung jawab sebagai kepala daerah dan saya harap kita semua belajar dari kasus ini.
Post A Comment:
0 comments: