BOCAH SD TELAN PELUIT SEPATU HINGGA MASUK PARU PARU
BOCAH SD TELAN PELUIT SEPATU HINGGA MASUK PARU PARU |
Ayah Asep, Subandi, mengatakan kepada The Jakarta Post bahwa putranya tidak mengalami kesulitan bernapas, makan atau melakukan kegiatan lain. Satu-satunya tangkapan adalah bahwa Asep akan membuat suara siulan setiap kali dia mengambil napas dalam-dalam.
Dia menolak pergi ke sekolah karena dia malu dengan suara itu. Seringkali dia hanya pergi ke sekolah sekali atau dua kali seminggu, kata Subandi. Asep adalah siswa kelas lima di SD 5 Jalupang Girimukti.
Dua bulan berlalu sebelum peluit bisa dilepas. Subandi pertama harus mendaftar ke Badan Jaminan Kesehatan dan Jaminan Sosial (BPJS Kesehatan) untuk asuransi kesehatan. Karena keluarga tersebut berada di Kampung Cimalang, kabupaten Saguling, Kabupaten Bandung Barat, Asep pertama kali dibawa ke pusat kesehatan masyarakat setempat (Puskesmas).
Dari sana, kami dirujuk ke rumah sakit di Kota Baru Parahyangan, kemudian lagi ke Rumah Sakit Hasan Sadikin karena peluit tidak terlihat, kata Asep. Peluit terbuat dari plastik, membuatnya tidak terlihat dalam sinar-X.
Rumah Sakit Hasan Sadikin terletak di kota Bandung, sedangkan Asep tinggal di Kabupaten Bandung Barat. Keluarga tidak memiliki cukup uang untuk membayar transportasi ke rumah sakit.
Asep dirawat di unit gawat darurat rumah sakit pada Rabu sore. Pada Kamis pagi, Asep melakukan prosedur sekitar satu jam untuk menghapus peluit. Tidak ada sayatan yang dibuat saat endoskopi digunakan.
Peluit ditemukan di bronkus utama kiri. Itu tidak bisa dideteksi dengan X-ray, tapi kami bisa memperkirakan lokasi berdasarkan suara, kata Lina Lasminingrum, kepala tim otolaryngologist. Dia menambahkan bahwa peluit itu sekitar 18 cm dari mulut Asep.
Peluit kira-kira sepanjang 2 cm, dengan lebar bervariasi dari 1,1 cm hingga 1,7 cm.
Asep tidur setelah prosedur. Kami akan mengamatinya selama sehari. Dia bisa pulang jika tidak ada masalah, kata Lina.
Penghirupan objek yang tidak disengaja sering terjadi, dan tidak hanya oleh anak-anak. Hampir setiap bulan ada kasus semacam itu, oleh karena itu kami memperingatkan orang-or
ang untuk tidak memasukkan barang ke mulut mereka, Lina menambahkan.
Dia juga menambahkan bahwa orang tua dengan anak kecil harus selalu memperhatikan anak-anak mereka ketika berinteraksi dengan benda-benda kecil.
Post A Comment:
0 comments: