SPANDUK DENDA HINGGA DOA KEPADA PARA PEMBUANG SAMPAH SEMBARANGAN

SPANDUK DENDA HINGGA DOA KEPADA PARA PEMBUANG SAMPAH SEMBARANGAN
Pengelolaan sampah adalah masalah yang menantang dan tidak pernah ada habisnya yang dihadapi oleh banyak administrasi, termasuk di Jakarta dan sekitarnya. Sementara administrasi melaksanakan program untuk menangani masalah ini, beberapa komunitas juga telah mengambil pendekatan kreativitas dan pencegahan untuk mencegah orang mengotori dan menjaga kebersihan lingkungan mereka.

Di Jabodetabek, sering kali membutuhkan lebih dari sekadar memasang papan bertuliskan tidak membuang sampah sembarangan untuk mencegah para litterbugs dari membuang sampah sembarangan.

Di jalan yang memisahkan Jl. Apartemen Nusa Jaya, Pondok Ranji dan Bintaro Plaza Residence di Tangerang Selatan, spanduk putih berukuran 2 meter kali 1 meter dengan tulisan merah pudar terpampang di dinding mengatakan Jangan buang sampah sembarangan di jalan ini! Mereka yang tertangkap basah akan didenda Rp 200.000 [US $ 13].

Tepat di samping spanduk, ada spanduk hitam yang lebih kecil dan tampak baru yang menunjukkan gambar seorang wanita yang berdoa mengenakan cadar merah marun panjang dengan kata-kata, Oh, Tuhan, tolong serang orang-orang yang membuang sampah mereka di jalan ini dengan kilat!

Meskipun penduduk memasang spanduk setahun yang lalu, sampah yang terdiri dari sampah makanan dan plastik terlihat ditempatkan di bawah spanduk.

Karena pengasingannya, orang-orang selalu membuang sampah mereka di sana karena mereka tahu bahwa tidak ada yang akan menangkap mereka dalam aksi itu, Ujang, 25, seorang warga yang juga mendirikan warung es es sejauh 50 m dari spanduk kepada The Jakarta Post pada hari Kamis.

Dia menambahkan bahwa mereka yang membuang sampah mereka di sisi jalan sebagian besar orang yang lewat yang tidak tinggal di daerah tersebut.

Orang-orang yang membuang sampah di bawah spanduk tidak hanya meninggalkan potongan-potongan kecil sampah seperti botol plastik. Sering kali, Ujang mengatakan ia melihat kantong plastik berisi sampah makanan yang memancarkan bau tidak menyenangkan atau bahkan puing-puing dari lokasi konstruksi.

Spanduk serupa juga ditemukan di sisi Jl. Aria Putra di Jombang, Ciputat, juga di Tangerang Selatan.

Penduduk yang sudah cukup melihat orang-orang melempar kantong penuh sampah mendirikan spanduk biru berukuran 3 meter kali 1 meter yang menyatakan “Tuhan, tolong ambil nyawa siapa saja yang ada di sini!

SPANDUK DENDA HINGGA DOA KEPADA PARA PEMBUANG SAMPAH SEMBARANGAN
Namun, berbeda dengan spanduk yang ditemukan di Pondok Ranji, spanduk tersebut tampaknya efektif dalam mencegah orang mengotori di sana.

“Biasanya, pengendara motor dan pengendara motor akan berhenti dan membuang limbah basah mereka di sini,” kata pengemudi sepeda motor berusia 50 tahun, Eko Purwanto.

Tetapi karena tanda itu dipasang beberapa bulan yang lalu, saya pikir tidak ada orang yang pernah membuang sampah mereka di sana lagi.

Warga Tangerang Selatan dapat mengambil pendekatan agama untuk mencegah sampah sembarangan di lingkungan mereka, tetapi tempat lain di sekitar Jakarta Raya menggunakan cara yang lebih keras untuk memperingatkan para litterbugs.

Damar Iradat, 27, mengatakan warga menyemprotkan dinding putih polos di sebuah gang di Tomang, Jakarta Barat, di mana mereka menyamakan orang-orang yang menggunakan lorong itu sebagai tempat pembuangan ke kera.

Tidak jarang melihat tanda-tanda seperti “Hanya kotoran anjing di sini atau mereka yang membuang sampah di sini adalah monyet.

Analis sosial dari Universitas Indonesia, Devie Rahmawati, mengatakan meski ada upaya kreatif dari penduduk untuk membuat orang tidak mengotori, tanda-tanda mungkin tidak selalu berhasil.

Masyarakat kita telah peka setelah melihat peringatan yang mengancam atau penggunaan kata-kata tidak senonoh karena banyak dari mereka selalu terekspos kata-kata seperti itu, terutama di media sosial, dia mengatakan kepada Post, menambahkan bahwa peringatan tidak akan menciptakan ketakutan yang diperlukan untuk mencegah orang dari membuang sampah sembarangan.

Lebih lanjut, ia mengatakan, membuang sampah sembarangan juga telah menjadi bagian dari budaya bagi warga Jakarta dan Indonesia, jadi peringatan itu tidak akan pernah efektif dalam mengubah kebiasaan buruk semacam itu meskipun tingkat pendidikan atau status ekonomi para litterbug.

Untuk mencegah orang-orang dari polusi lebih lanjut kota dengan sampah mereka, kata Devie, pemerintah lokal harus tegas menegakkan peraturan dan para litterbugs baik untuk membantu menjaga kota bersih.
Axact

Axact

Vestibulum bibendum felis sit amet dolor auctor molestie. In dignissim eget nibh id dapibus. Fusce et suscipit orci. Aliquam sit amet urna lorem. Duis eu imperdiet nunc, non imperdiet libero.

Post A Comment:

0 comments: