PERJUANGAN TIM PENYELAMAT DALAM MENCARI KORBAN LONGSOR DAN HILANG
PERJUANGAN TIM PENYELAMAT DALAM MENCARI KORBAN LONGSOR DAN HILANG |
cedera.
Joshua Banjarnahor, juru bicara Badan Pencarian dan Penyelamatan Nasional (Basarnas) di Jawa Barat, mengatakan pada hari Selasa bahwa 32 rumah tangga, atau 101 orang, telah terkena dampak tanah longsor yang dipicu oleh hujan lebat pada Senin sore. Setidaknya 15 orang tewas dan 34 rumah dikuburkan oleh tanah longsor.
Dua orang tewas pada 31 Desember dan delapan pada 1 Januari, [termasuk] satu bayi yang terluka parah dan meninggal kemudian, katanya dalam sebuah pernyataan, menambahkan bahwa tim penyelamat telah mengidentifikasi 11 mayat sejauh ini dan itu pencarian akan dilanjutkan pada hari Rabu.
Banjarnahor mengatakan tim SAR gabungan yang terdiri dari 850 orang terdiri dari personel dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Militer Indonesia, Kepolisian Nasional, dan Basarnas.
Kami telah mengerahkan dua ekskavator yang sudah beroperasi di lokasi, katanya, seraya menambahkan bahwa tim pada awalnya hanya mengandalkan upaya manual dalam mencari korban, yang dihentikan semalam tetapi dilanjutkan pada Selasa pagi.
Namun, tim masih menghadapi tantangan karena jalan terjal dan berbatu yang membuat tanah tidak stabil. Tempat bencana juga sulit dijangkau, terletak sekitar tiga jam dengan mobil dari Sukabumi.
Komandan militer Sukabumi Kolonel Mohamad Hasan menjelaskan bahwa upaya personelnya untuk mengambil korban terhambat oleh cuaca buruk. Kami belum dapat menemukan sekitar 20 orang yang dilaporkan hilang, katanya.
Kasbani, kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), mengatakan ia telah mengerahkan tim respons gerakan darat ke lokasi tersebut untuk melakukan evaluasi bencana, menilai risiko tanah longsor sekunder, dan memberikan saran teknis untuk upaya penyelamatan.
Daerah itu masih sangat rentan terhadap pergerakan tanah dan bukit, mengingat kemiringannya dengan sudut lebih dari 30 derajat, katanya.
Kasbani menyimpulkan bahwa penyebab tanah longsor adalah kombinasi dari curah hujan intensitas tinggi, kemiringan lereng dan tanah berpori yang mudah menyerap air. Tanah longsor terjadi di sebuah bukit di ketinggian lebih dari 650 meter di atas permukaan laut. Ada sungai kecil di sebelahnya, kata Kasbani.
Dia menambahkan bahwa daerah bencana telah ditandai sebagai zona rawan tanah longsor pada peta yang menunjukkan risiko gerakan tanah di Sukabumi, yang berarti pergerakan tanah dapat terjadi di tengah hujan lebat, terutama di daerah dekat lembah sungai dan tebing atau di jalan tebing.
Dalam beberapa hari terakhir, hujan musiman dan gelombang pasang menyebabkan tanah longsor dan banjir di sebagian besar negara.
Pada hari Minggu, tanah longsor menghantam dua jembatan di persimpangan Siantar-Parapat di Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, dan banjir besar terjadi di puluhan daerah perumahan di sepanjang sungai di Aceh Tenggara.
Kepala BNPB Willem Rampangilei mengatakan bahaya hidrometeorologis menyumbang 97 persen dari bencana di Indonesia tahun ini, dengan topan tropis dan banjir adalah yang paling umum, yang disebabkan oleh lingkungan yang rusak, seperti sungai yang dangkal.
Pemerintah pusat telah memperkirakan bahwa bahaya hidrometeorologis akan tetap menjadi bencana alam yang paling mungkin terjadi tahun ini, karena musim hujan diperkirakan akan memuncak pada bulan Januari, meskipun pola cuaca El Nino dan La Nina mungkin tidak terlalu terasa.
Dengan pemilihan legislatif dan presiden dijadwalkan untuk April, Willem mengatakan, badan mitigasi bencana siap untuk meminimalkan dampak dari setiap peristiwa alam, terutama selama tanggal-tanggal penting.
Menurut catatan badan tersebut, 14,1 juta hektar DAS telah rusak, yang akan memicu banjir karena perubahan permukaan yang cepat, termasuk di daerah pegunungan yang berubah menjadi daerah pemukiman.
Juru bicara badan tersebut, Sutopo Purwo Nugroho, mengatakan menurut Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika, puncak musim hujan akan dari Januari hingga Februari, dan ini akan meningkatkan risiko bencana di titik rawan longsor di Jawa Tengah, Bandung, Sumedang, Cianjur, Bogor dan Sukabumi.
Post A Comment:
0 comments: