100 ANAK RUSUN MARUNDA TERANCAM TIDAK BISA MASUK SEKOLAH NEGERI

100 ANAK RUSUN MARUNDA TERANCAM TIDAK BISA MASUK SEKOLAH NEGERI
Setidaknya 100 anak yang tinggal di kompleks apartemen murah Marunda di Cilincing, Jakarta Utara, tidak mungkin menghadiri hari pertama mereka di sekolah dasar atau menengah pertama pada tahun akademik baru, yang dimulai pada hari Senin, 15 Juli.

Anak-anak gagal memenuhi persyaratan penerimaan tertentu untuk sekolah negeri di daerah mereka, termasuk usia minimum 7 tahun untuk mendaftar di sekolah dasar.

Masalahnya adalah bahwa sebagian besar penduduk Marunda pindah ke kompleks apartemen di bawah rencana pengusiran dan relokasi yang dilaksanakan pada tahun 2012 selama masa jabatan Jokowi sebagai gubernur Jakarta, sedangkan sistem zonasi sekolah diperkenalkan pada tahun 2017.

Sistem zonasi sekolah adalah bagian dari langkah reformasi pendidikan pemerintah untuk mendorong keragaman akademik dan siswa di sekolah-sekolah negeri dan untuk mencegah bias di antara orang tua untuk mendaftarkan anak-anak mereka di sekolah-sekolah favorit.

Nasurullah Dompas, kepala unit masyarakat RW10 kecamatan Marunda yang memiliki yurisdiksi atas apartemen, mengatakan bahwa orang tua anak-anak berencana untuk menulis kepada Presiden Joko Widodo untuk meminta solusi alternatif, termasuk kemungkinan pengabaian persyaratan penerimaan untuk mereka anak-anak.

Jika kita berbicara dengan [Gubernur Jakarta Anies Baswedan], tidak ada solusi yang akan datang. Setidaknya kita bisa menghubungi Presiden Jokowi, karena penggusuran itu adalah rencana [Jokowi], kata Dompas.

Menambahkan bahwa 80 persen dari sekitar 11.000 orang yang tinggal di apartemen adalah penggusuran. Dompas mengatakan bahwa 100 anak yang menghadapi kemungkinan bahwa mereka mungkin tidak dapat bersekolah termasuk 61 anak yang mulai sekolah dasar.

39 anak-anak yang tersisa tidak dapat melanjutkan ke SMP, karena mereka tidak lulus Ujian Nasional persyaratan penerimaan untuk 290 sekolah menengah pertama negeri di daerah yang mereka memenuhi syarat untuk menghadiri di bawah sistem zonasi sekolah. Dompas mengklaim bahwa anak-anak itu disuruh mendaftar di sekolah swasta.

Namun, sebagian besar orang tua mereka menghadapi kendala keuangan dan kemungkinan tidak mampu membayar uang sekolah dan biaya lain yang dibebankan sekolah swasta. Penduduk Marunda sebagian besar tergusur yang dipindahkan dari berbagai daerah. Mereka tidak menghasilkan banyak, kata Dompas.
Axact

Axact

Vestibulum bibendum felis sit amet dolor auctor molestie. In dignissim eget nibh id dapibus. Fusce et suscipit orci. Aliquam sit amet urna lorem. Duis eu imperdiet nunc, non imperdiet libero.

Post A Comment:

0 comments: