HARGA BATU BARA NAIK PLN INDONESIA BLM ADA SOLUSI ALTERNATIF
Casino Online Keadaan finansial yang kritis dari produsen listrik milik negara PT PLN akibat kenaikan harga batubara merupakan bukti bahwa pemerintah belum cukup serius dalam mengatasi masalah listriknya yang kronis. Kebijakan listrik nasional Indonesia telah menyebabkan ketergantungan kita pada sumber energi yang tidak terbarukan.
Baccarat Setelah gagal dalam usaha pertamanya tahun lalu, PLN sekali lagi meminta pemerintah untuk melakukan intervensi dalam harga batubara dalam negeri, yang tahun ini melonjak mencapai rekor tertinggi US $ 100 per ton. Ini adalah yang tertinggi sejak 2012.
Roulette Kenaikan ini telah memicu ketakutan di PLN. Pembangkit listriknya menggunakan sekitar 66,9 juta ton batubara per tahun. Di atas ini, ada 16,5 ton yang digunakan oleh produsen listrik independen, yang bergantung pada PLN.
Sicbo Jika harga batu bara terus naik, PLN khawatir akan terjadi pengulangan biaya produksi listrik yang tinggi pada 2017, yang mencapai Rp 15 triliun. Naikkan tarif? Ini bukan pilihan karena akan sangat tidak populer, terutama menjelang pemilihan 2019.
Adu Ayam Akibatnya, PLN harus menelan harga dirinya. Para direktur telah berjanji untuk mendorong usulan intervensi mereka dalam harga batubara domestik, sebuah ukuran yang mereka tolak tiga tahun lalu ketika diajukan oleh produsen batubara. Saat itu, perusahaan tambang menghentikan produksi karena harganya merosot menjadi sekitar US $ 50 per ton.
Dalam dua minggu terakhir, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral telah membahas peraturan untuk menetapkan harga batubara dalam negeri. PLN telah mengusulkan US $ 55 sampai US $ 65 per ton. Produsen batubara telah terlibat dalam diskusi ini.
Slot Game Diperlukan wasit untuk memutuskan masalah ini. Diskusi juga harus transparan. Pasti tidak ada kesepakatan 'di bawah meja'. Dengan cara ini, kebijakan yang disepakati akan menguntungkan semua pihak, dan tidak akan menimbulkan masalah bagi investor perusahaan pertambangan.
Sebaliknya, produsen batubara seharusnya tidak menentang regulasi. Alokasi batu bara untuk pasar domestik hanya 25 persen dari total produksi mereka. Harga yang diajukan PLN lebih tinggi dari biaya produksi sekitar US $ 30 per ton. Dan sebagai kontraktor pemerintah, mereka menikmati keuntungan dari batubara yang dimiliki negara karena pembayaran royalti mereka relatif rendah.
Pemerintah harus memanfaatkan situasi ini untuk mengevaluasi kembali kebijakan ketenagalistrikannya yang telah mengubah batu bara menjadi semacam kecanduan. Alih-alih mencari inisiatif untuk meningkatkan pasokan listrik dari sumber terbarukan, pemerintah telah meningkatkan jumlah pembangkit listrik tenaga batu bara.
Misalnya, dalam rencana penambahan 35.000 megawatt tambahan kapasitas listrik pada tahun 2019, separuh produk pembangkit listrik yang diumumkan oleh Presiden Joko Widodo adalah pembangkit listrik tenaga batu bara baru. Kementerian Energi memperkirakan proyek baru ini akan meningkatkan kebutuhan batubara PLN hingga 90 persen.
Sekarang pemerintah sedang memeriksa kembali target untuk mengoperasikan pembangkit listrik baru ini. Kemungkinan kegagalan PLN sebagai akibat dari proyek-proyek ini - terungkap dalam sebuah surat dari Menteri Keuangan Sri Mulyani pada bulan September 2017 - menunjukkan bahwa program ambisius tersebut belum direncanakan dengan baik.
Fluktuasi harga dan dampak lingkungan yang besar dari pertambangan harus membuat pemerintah segera meninggalkan batu bara, yang menyediakan lebih dari 53 persen kebutuhan energi nasional. Masalah yang sama terjadi ketika produksi listrik masih bergantung pada minyak, sampai batubara menjadi dominan empat tahun lalu.
Post A Comment:
0 comments: